Tema 02. Keberagaman Lingkungan Sekitar

Berkenalan dengan Lingkungan Sekitar

Berkenalan dengan Alam

Bumi kita telah berusia sangat tua dan mengalami berbagai kerusakan akibat perilaku manusia. Kerusakan tersebut meliputi pemanasan global, efek rumah kaca, serta polusi udara, air, dan tanah. Aktivitas manusia yang merusak bumi meliputi penggunaan teknologi yang mencemari, pembakaran hutan, penebangan pohon sembarangan, dan pembuangan sampah tidak pada tempatnya.

Bumi telah mengalami empat zaman perkembangan, yaitu Zaman Arkaekum (belum ada kehidupan), Zaman Primer/Paleozoikum (munculnya organisme bersel satu), Zaman Sekunder/Mesozoikum (munculnya reptil besar seperti dinosaurus), dan Zaman Neozoikum yang terdiri dari Zaman Tersier (punahnya dinosaurus, berkembangnya mamalia) dan Zaman Kuartier (munculnya tanda-tanda kehidupan manusia).

Interaksi antara manusia dan alam memberikan dampak positif seperti pemanfaatan sumber daya alam, namun juga dampak negatif berupa pencemaran lingkungan. Beberapa contoh pencemaran akibat interaksi manusia dengan alam meliputi pencemaran udara (akibat emisi gas dari pembakaran), pencemaran air (akibat konsentrasi zat berbahaya dan pembuangan limbah industri), serta pencemaran tanah (akibat penggunaan pestisida berlebih dan pembuangan limbah industri). Solusi yang diperlukan meliputi pengurangan emisi gas, pengelolaan limbah industri yang lebih baik, serta penggunaan pestisida secara bijaksana untuk mengurangi pencemaran lingkungan.

2. Berkenalan dengan Masyarakat
a. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan proses dalam bertindak dan bereaksi dengan orang-orang di sekitar kita.
Studi interaksi sosial sangat penting dalam sosiologi, terutama dalam mengungkap struktur dan bentuk kehidupan sosial.
Ada tiga alasan mengapa interaksi sosial penting: membantu kita memahami diri kita sebagai makhluk sosial, menunjukkan bagaimana manusia dapat bertindak secara kreatif, dan menyoroti sistem dan institusi sosial yang lebih besar.
Syarat interaksi sosial meliputi kontak sosial dan komunikasi.
Kontak sosial dapat berupa kontak langsung (primer) atau kontak tidak langsung (sekunder), seperti melalui media sosial.
Komunikasi melibatkan penyampaian pesan, baik secara verbal maupun nonverbal.
Bentuk interaksi sosial meliputi interaksi sosial asosiatif (positif) dan interaksi sosial disosiatif (negatif).
Interaksi sosial asosiatif meliputi kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
Interaksi sosial disosiatif meliputi persaingan, kontravensi, dan pertentangan/konflik sosial.
Pembentukan karakteristik budaya atau kebiasaan masyarakat daerah merupakan bagian penting dalam interaksi sosial.dan cara hidup yang menjadi ciri khas dari suatu masyarakat atau kelompok. Kebudayaan dapat membentuk karakteristik atau kebiasaan masyarakat di suatu daerah.

Berikut ini adalah beberapa hal yang menjadi faktor pembentukan karakteristik budaya (kebiasaan) masyarakat daerah:

Lingkungan geografis: Lingkungan geografis suatu daerah berpengaruh terhadap cara hidup dan kebiasaan masyarakat setempat. Misalnya, masyarakat di daerah pantai akan memiliki kebiasaan berbasis kelautan, seperti nelayan, sedangkan masyarakat di daerah pegunungan akan lebih berfokus pada pertanian dan peternakan.

Sejarah: Sejarah suatu daerah akan mempengaruhi kebudayaan dan kebiasaan masyarakat di daerah tersebut. Proses sejarah yang dialami oleh masyarakat di suatu daerah seperti perang, penjajahan, atau perubahan sistem pemerintahan akan mempengaruhi cara pandang dan kebiasaan masyarakat.

Agama dan kepercayaan: Agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat di suatu daerah juga mempengaruhi kebudayaan dan kebiasaan masyarakat. Setiap agama dan kepercayaan memiliki ajaran, norma, dan nilai-nilai yang dianut oleh para pemeluknya, sehingga mempengaruhi cara hidup dan kebiasaan mereka.

Interaksi sosial: Interaksi sosial antar individu dan kelompok dalam masyarakat akan mempengaruhi perkembangan kebudayaan dan kebiasaan masyarakat di suatu daerah. Melalui interaksi sosial, individu dan kelompok akan saling bertukar informasi, ide, dan pengalaman, yang kemudian akan membentuk kebudayaan dan kebiasaan baru.

Pengaruh kebudayaan luar: Kebudayaan dari luar suatu daerah juga dapat mempengaruhi kebudayaan dan kebiasaan masyarakat setempat. Hal ini bisa terjadi melalui proses akulturasi, asimilasi, atau globalisasi. Contohnya, pengaruh budaya Barat yang masuk ke Indonesia melalui film, musik, dan gaya hidup, yang kemudian diadopsi oleh masyarakat Indonesia.

Perkembangan teknologi: Perkembangan teknologi juga mempengaruhi kebudayaan dan kebiasaan masyarakat di suatu daerah. Teknologi memudahkan komunikasi dan interaksi antar individu dan kelompok, serta membuka akses informasi yang lebih luas. Dampaknya, masyarakat akan lebih terbuka terhadap perubahan dan perkembangan kebudayaan baru.

Dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan karakteristik budaya atau kebiasaan masyarakat di suatu daerah, kita dapat lebih memahami dan menghargai keberagaman kebudayaan yang ada di Indonesia.

B. Pembiasaan Diri untuk Melestarikan Lingkungan
Pelestarian lingkungan hidup merupakan upaya penting untuk menjaga kualitas lingkungan dan daya dukung sumber daya alam agar kehidupan dapat berlangsung secara berkelanjutan. Beberapa contoh aktivitas pelestarian lingkungan meliputi pelestarian sumber daya udara, air, dan tanah.

Pelestarian sumber daya udara: meliputi pemasangan alat penyaring udara pada pabrik, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dengan bersepeda untuk jarak dekat, dan penanaman pohon yang dapat memproduksi oksigen.

Pelestarian sumber daya air: melibatkan memelihara dan melindungi sumber air, menjaga ketersediaan air melalui pengaturan siklus hidrologi, menyimpan air hujan di sumur resapan, menjalankan program kali bersih, merawat dan membersihkan pintu-pintu air, serta menegakkan aturan terhadap pelanggar yang membuang limbah ke sungai.

Pelestarian sumber daya tanah: mencakup melindungi dan memperbaiki tanah agar produktif, meningkatkan produktivitas tanah dengan menggunakan pupuk organik yang aman dan tidak mencemari tanah, serta melakukan bioremediasi, yaitu pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri) yang dapat memecah atau menurunkan tingkat zat pencemar menjadi bahan tidak beracun.

aktivitas manusia zaman praaksara

aktivitas manusia zaman praaksara meliputi masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, masa bercocok tanam, dan masa perundagian.

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, manusia mengandalkan kecerdasannya untuk menciptakan alat dari batu, tulang, dan kayu. Mereka berburu hewan dan mengumpulkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan makanan. Api ditemukan dan digunakan untuk memasak makanan.

Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut menunjukkan manusia mulai menetap di gua-gua dan cerukan di tepi pantai. Mereka memilih tempat tinggal dekat sumber air dan mulai mencoba bercocok tanam serta berternak.

Masa bercocok tanam merupakan masa penting dalam sejarah manusia. Manusia mulai membuka lahan dan menanam padi, umbi-umbian, dan kacang-kacangan. Mereka juga berternak dan mulai hidup menetap dalam kelompok-kelompok keluarga. Teknologi alat-alat berkembang, seperti kapak lonjong, kapak batu, mata panah, dan mata tombak.

Masa perundagian menandai akhir masa praaksara. Manusia sudah menetap dalam perkampungan dan desa, serta mengatur kehidupan sehari-hari dengan bergotong royong. Sistem pembagian kerja menjadi lebih ketat dan spesifik. Teknologi berkembang pesat, terutama dalam bidang peleburan logam seperti emas dan tembaga, yang digunakan untuk membuat perhiasan dan alat-alat lainnya.

Selama periode ini, kepercayaan dan tradisi juga mulai berkembang, seperti penghormatan kepada orang tua sebagai pemimpin dan gotong royong dalam kegiatan sehari-hari.

Mengenal Leluhur Bangsa Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika sebagai pengikat persatuan bangsa Indonesia.
Kekuatan rakyat Indonesia dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Menghadapi isu-isu yang mencoba memecah belah bangsa, seperti isu suku dan ras.
Pentingnya mengetahui asal-usul leluhur bangsa Indonesia.
Identitas sebagai warga negara Indonesia dengan hak dan kewajiban yang sama.
Asal-usul leluhur bangsa Indonesia berdasarkan bukti arkeologis, linguistik, dan genetik.
a. Bukti linguistik (kebahasaan)
b. Bukti arkeologis
c. Bukti genetika
Teori migrasi bangsa Austronesia dan asal-usul bangsa Indonesia.
Hubungan antara bangsa Austronesia, Paleo-Melanosoid, dan penduduk asli Indonesia.
Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan keragaman budaya.

Diaspora Bangsa Indonesia
Orang Bugis dan Dayak di Afrika Selatan: Orang Bugis dan Mandar dikenal sebagai suku yang terampil melaut dan membuat kapal Pinisi. Terdapat banyak pendapat mengenai pendatang berwajah Melayu di Afrika Selatan, khususnya di Madagaskar, yang mencakup kelompok suku Dayak dan suku Bugis. Suku Dayak dan Bugis memiliki kemampuan melaut yang memungkinkan mereka mencapai Madagaskar. Suku Bugis juga teridentifikasi di Madagaskar/Afrika Selatan karena menjadi tawanan politik Belanda, salah satunya adalah Syekh Yusuf dari Gowa Makassar.

Orang Bugis di Malaysia: Orang Bugis bermigrasi ke Malaysia dan menggabungkan diri dengan kebudayaan Melayu. Mereka menjadi Muslim, menggunakan bahasa Melayu, dan menerapkan adat istiadat Melayu. Migrasi suku Bugis secara besar-besaran terjadi pada tahun 1669 setelah jatuhnya ibu kota Kerajaan Gowa, Somab Opu ke tangan Belanda.

Orang Makassar (The Macassans) di Australia: Suku-suku pelaut Nusantara, termasuk suku Bugis, memanfaatkan angin monsoon (muson) barat laut untuk berlayar ke Australia. Mereka berlayar secara teratur ke Australia Utara sejak tahun 1650 untuk mencari teripang dan berinteraksi dengan suku Aborigin. Jejak interaksi ini dapat dilihat pada beberapa lukisan gua, kulit kayu, dan ritual yang dilakukan suku Aborigin.

Pembangunan Berkelanjutan dan Kelangkaan

Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan masa kini dengan meminimalkan dampak buruk terhadap lingkungan sehingga kualitas kehidupan dan sumber daya alam tetap terjaga untuk generasi mendatang. Deklarasi Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2015 menandai pentingnya pembangunan berkelanjutan.

Karakteristik Pembangunan Berkelanjutan meliputi memperkirakan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan, mendorong perilaku yang mendukung pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan, menjunjung tinggi tanggung jawab terhadap alam, dan intervensi kebijakan yang saling terkait.

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan terdiri dari 17 tujuan yang dikelompokkan menjadi 4 pilar: sosial, ekonomi, lingkungan hidup, dan tata kelola. Keempat pilar saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.

Kelangkaan sumber daya merupakan masalah ekonomi yang terus terjadi dan terus berlangsung, seperti kelangkaan sumber daya alam, tenaga kerja, modal, dan keterampilan kewirausahaan.

Faktor yang menyebabkan kelangkaan meliputi pertumbuhan penduduk, jumlah alat pemuas kebutuhan yang terbatas, kerusakan ekosistem alam, kecakapan sumber daya manusia, potensi sumber daya alam yang beragam, dan perkembangan iptek yang tidak merata.

Dampak ekonomi atas kelangkaan sumber daya meliputi penurunan produksi, kenaikan harga barang, dan penurunan pendapatan masyarakat.

Langkah pencegahan kelangkaan sumber daya meliputi pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, meminimalkan penggunaan sumber daya yang tidak terbaharukan, menggunakan teknologi yang tepat guna, dan mencari alternatif sumber daya pengganti.